Yusuf's Updates en-US Mon, 07 Apr 2025 02:26:26 -0700 60 Yusuf's Updates 144 41 /images/layout/goodreads_logo_144.jpg Review7469246698 Mon, 07 Apr 2025 02:26:26 -0700 <![CDATA[Yusuf added 'Khilafah: Peran Manusia di Bumi']]> /review/show/7469246698 Khilafah by M. Quraish Shihab Yusuf gave 4 stars to Khilafah: Peran Manusia di Bumi (Paperback) by M. Quraish Shihab
bookshelves: aqidah
Buku Khilafah: Peran Manusia di Bumi karya Quraish Shihab ini sangat menarik, beliau menjelaskan seluk beluk tentang khilafah. Khilafah berkaitan erat dengan Khalifah dan berasal dari dasar kata yang sama dalam bahasa Arab. Secara bahasa Khalifah berarti pengganti, dan bisa juga berarti sebagai penguasa/pemimpin wilayah (penguasa politik). Sedangkan arti lainnya secara umum: Setiap orang terlepas dari apapun tugasnya adalah khalifah , yakni pengelola Bumi yang bebas dan bertanggungjawab.

Khilafah secara bahasa berarti kepemimpinan, sedangkan secara lebih khusus sistem pemerintahan yang ditegakkan atas dasar nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah disebut sebagai Khilafah Islamiyah. Pemimpinnya disebut sebagai khalifah, seperti penyebutan pada Abu Bakar As-Shiddiq Radiyallahu Anhu, yang merupakan pengganti Rasulullah SAW. Pemimpin bisa disebut juga sebagai Amiirul Mu'minin seperti Umar, Ustman, dan Ali Radiyallahu Anhum. Mereka berempat disebut sebagai Khulafaur Rasyidin (Para pemimpin yang mendapat petunjuk). Pemimpin juga bisa disebut sebagai Malik, Amir, dsj.

Apakah sistem pemerintahan harus secara resmi (dasar negara) berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah baru bisa disebut sebagai khilafah Islamiyah? Quraish Shihab menjelaskan bahwa selama nilai-nilai yang berlaku sejalan dengan nilai-nilai Islam yg minimal disepakati oleh mayoritas kaum Muslimin, walau ada yan tidak sejalan, maka pemerintahan/kekhilafahan tersebut dapat dinamai sebagai khilafah Islamiyah, walaupun tidak menggunakan nama khilafah, maupun dasar Islam sebagai dasar negara. Apalagi Al-Quran dan As-Sunah tidak merinci sistem pemerintahan yang harus dipakai oleh manusia.

Syarat menjadi pemimpin juga mengalami perkembangan, jika dulu harus Quraisy, kemudian tidak harus itu, melainkan dua syarat utama:
1. Kemampuan
2. Kerelaan / persetujuan masyarakat


Kembali lagi ke pembahasan Khalifah. Ada ayat populer yang berkaitan khalifah:
1. Ayat ayat AlBaqarah, manusia adalah khalifah, dalam pengertian pengganti makhluk sebelumnya atau sebagai mandataris yang bertugas melaksanakan apa yang diperintahkan Allah.

2. Adz-Dzariyat (51):56
Untuk beribadah.

Dua hal ini dapat berjalan beriringan, memakmurkan bumi sekaligus beribadah. Kurang pas juga jika ada yang lebih didahulukan, keduanya berjalan tanpa mengorbankan yang lain. Jangan sampai terlalu fokus ibadah tapi melupakan tugas memakmurkan bumi, dan jangan pula fokus memakmurkan bumi tapi meninggalkan ibadah.

Kunci sukses tugas kekhilafahan, memakmurkan bumi dan menciptakan peradaban yg direstui Allah. Rahasia utamanya penyatuan jasmani dan rohani, dunia dan akhirat. Tidak memisahkan antara khilafah dan ibadah, tidak pula masjid dan kantor, karena semua di muka bumi ini dijadikan Allah masjid. Perolehan akhirat dinilai dan diukur malalui amal di dunia.

Mari bersama-sama berusaha dengan maksimal untuk memakmurkan bumi, merawat dan menjaga bumi dan isinya, serta menciptakan peradaban yg direstui Allah, dengan tetap beribadah dengan maksimal pula dan penuh keikhlasan. ]]>
Review7441795394 Fri, 28 Mar 2025 03:19:20 -0700 <![CDATA[Yusuf added 'Happiness Inside']]> /review/show/7441795394 Happiness Inside by Gobind Vashdev Yusuf gave 3 stars to Happiness Inside by Gobind Vashdev
bookshelves: inspiration
Ketika saya mendapatkan buku Happiness Inside ada pesan pena dari Gobind bertulisan “Setiap orang adalah guru”, saya menerima pesan tersebut bahwa kita memang dapat belajar kepada siapa saja. Dan ketika mulai membaca buku ini halaman per halaman, ternyata kalimat tersebut ada dan dibahas pada bab Setiap Waktu adalah Waktu Belajar. Setiap orang adalah guru, setiap orang, meskipun orang itu menyulitkanmu atau memusuhimu. Kahlil Gibran berkata, “Aku belajar diam dari orang cerewet, belajar toleran dari orang yang tidak toleran, dan kebaikan dari yang jahat. Namun anehnya aku tidak pernah mengucapkan terima kasih kepada guru-guruku ini.” Jadikan setiap orang menjadi guru, setiap tempat menjadi sekolah, dan setiap jam adalah jam pelajaran.

Gobind membagi pembahasan buku ini menjadi 3 bagian yang setiap bagian memiliki beberapa bab. Bagian pertama fokus pada pengenalan (Mencari Kebahagian), bagian kedua membahas lebih dalam lagi (Menggali Kebahagiaan), dan bagian ketiga mengajak untuk dapat mencapai hal inti tersebut (Menemukan Kebahagiaan).

Banyak pembahasan menarik yang ada di sini, dan di antara yang paling nyangkut bagi saya adalah tentang kesabaran (Sabar tidak harus Menunggu Tua), bersyukur (Kunci Kebahagian), dan semesta mendukung (Perjalanan Hati). Kebahagian Tidak di Luar, dan Apakah Dunia ini Adil, juga termasuk nyangkut juga.

Orang yang sabar dan tidak sabar hanya dibedakan oleh satu hal yaitu program atau kata-kata yang tertanam dalam otaknya. Bersyukur adalah satu hal yang membawa kebahagian. Tidak peduli berapa uang yang dimiliki, harta benda yang dikuasai, selama tidak ada rasa syukur dalam diri kita, kita tidak mungkin berbahagia. Bahagia dalam diri hanya muncul bersamaan dengan rasa syukur.Sikapi semua hal yang terjadi dalam hidup dengan rasa syukur, sehingga dapat membuat kita lebih bahagia.

Ketika kita benar-benar menginginkan sesuatu maka alam semesta akan bersatu untuk mewujudkan keinginanmu (Paulo Coelho). Syaratnya adalah : benar-benar dan bukan hanya keinginan biasa. Benar-benar adalah hasrat (Passion) atau keinginan terdalam dari dirinya dalam kehidupan ini dan kemudian menginginkan untuk mewujudkan maka secara otomatis dia akan mendapatkan dirinya ditopang oleh kekuatan yang misterius dari alam semesta. Semua itu tergantung niat, keikhlasan, dan kesiapan dalam menerima.Alam semesta selalu siap untuk memberi. Pepatah kuno berkata : Ketika murid siap, guru akan datang.

Akan lebih panjang lagi resensinya jika diteruskan, pada intinya banyak hal bermanfaat yang bisa diambil dari buku ini, setiap orang yang membaca buku ini mungkin akan berbeda jika ditanya bagian apa yang paling menarik, namun semuanya akan mengerucut menuju keingingin untuk mencapai kebahagiaan. Bahagia itu sederhana dan ada di dalam (inside), Intel Inside! Eh, maksudnya Happiness Inside. ]]>
UserQuote92737211 Fri, 28 Mar 2025 03:01:38 -0700 <![CDATA[Yusuf Ks liked a quote by Paulo Coelho]]> /quotes/5647
Yusuf Ks liked a quote
865. sx98
“ And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it. ” — Paulo Coelho
]]>
Review7438583616 Wed, 26 Mar 2025 20:08:20 -0700 <![CDATA[Yusuf added 'Setan dalam Al-Qur'an']]> /review/show/7438583616 Setan dalam Al-Qur'an by M. Quraish Shihab Yusuf gave 3 stars to Setan dalam Al-Qur'an (Paperback) by M. Quraish Shihab
bookshelves: aqidah
Dari sisi ketebalan buku, Setan dalam al-Qur'an adalah buku makhluk ghaib paling tebal yang ditulis Quraish Shihab dibandingkan dua buku makhluk ghaib lainnya, hal ini wajar karena banyak sekali yang dibahas, dan sebagaimana pembahasan Malaikat dan Jin, pembahasan Setan yang dikupas oleh Quraish Shihab sangat menarik dan ilmiah, mengedepankan dalil Al-Qur'an, didukung dengan As-Sunnah, dan tidak menyampingkan akal.

Berbagai macam hal yang berkaitan dengan Setan dibahas di sini seperti pengertian, nama-nama, kedurhakaan, alasan diciptakan, asal kejadian, hubungannya dengan berbagai hal, kekuatan, kelemahan, hingga bacaan yang dianjurkan termasuk dalam pengobatan kesurupan.

Di antara pembahasa yang paling menarik bagi saya adalah tentang bacaan. Seperti tentang mengapa seringkali isti'adzah (pemohonan perlindungan kepada Allah) telah dilakukan tetapi Setan tetap bertahan dan melanjutkan godaan? Para ulama menjawab bahwa Isti'adzah bagaikan pedang, jika tangan yang memegangnya kuat dan terlatih, maka akan mudah menebas. Jika lemah, maka jangankan tertebas, menghindarpun tidak perlu dilakukan Setan. (halaman 245).

Termasuk dalam mengobati kesurupan. Banyak sebagian orang yang menyangkal adanya kesurupan. Namun Quraish Shihab termasuk yang membenarkan adanya kesurupan. Beliau menyebutkan bahwa: Tidak pantas bagi nalar untuk mengabaikan kesurupan, karena ribuan orang di berbagai tempat pernah menyaksikan atau mengalaminya. Tidak wajar menolak penjelasan agamawan tentang sebabnya sebelum para ilmuwan mampu memberi penjelasan yang memuaskan agamawan. Tidak wajar pula jika dokter memandang sebelah mata para agamawan tentang kesurupan. Nama tidaklah menjadi masalah. Kita mengakui apa yg dinamai “Kesurupan” dan masalah ini belum terungkap secara ilmiah, dan merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian yang serius. (halaman 81).

Ketika ada yang kesurupan, cara mengobatinya harus dilakukan oleh orang yang jiwanya kuat, aqidah lurus, serta selalu berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tulus dalam memohon perlindungan kepada Allah sehingga ucapan ta'awudz-nya sesuai dengan suara hatinya. Tidak mutlak dengan bacaan tertentu, yang mutlak adalah kesesuaian antara bacaan dan ketulusan jiwa pembacanya. Bila tidak terpenuhi, pengobatannya akan gagal. Bacaan bisa bermacam-macam, bahkan cukup dengan kata perintah seperti Ukhruj / keluarlah atau sekedar membaca Basmalah. Namun para ulama sepakat ayat Kursi adalah yang paling ampuh. (halaman 251).


Ketika membaca bagian pendahuluan Quraish Shihab menceritakan ada dua rekan serumah yang sering mendapat gangguan atau gurauan dari apa yang mereka duga sebagai makluk halus, saya sebenarnya mengharapkan beliau membahas lebih lanjut lagi. Gangguannya seperti apa, lalu langkah mengatasinya bagaimana. Namun saya tidak menemukan pembahasan lanjutan mengenai itu di buku Jin dalam Al-Qur'an maupun di buku Setan dalam Al-Qur'an ini. Padahal akan lebih menarik lagi jika dibahas tentang pengalaman beliau tersebut.

Ada sedikit kesalahan, entah salah ketik atau salah cetak, pada halaman 148 disebutkan Ibnul Qayyim Al-Jauzi, ahli hukum bermadzhab Hanafi yg dilahirkan di Damaskus w751 H. Padahal seharusnya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah itu adalah ahli hukum bermazhab Hanbali. Kesalahan minor ini tentu tidak berpengaruh besar dan tertutupi dengan pembahasan Setan yang dibahas dengan baik oleh Quraish Shihab.

Dengan membaca buku ini semoga dapat lebih memahami seluk beluk setan terutama tipu dayanya dan cara mengatasi tipuannya. Semoga kita semua bisa menolak semua tipu daya Setan. Dan marilah sama-sama kita terus berlindung ke Allah SWT dari godaan Setan yang terkutuk. ]]>
UserChallenge54521492 Sun, 09 Mar 2025 07:45:02 -0700 <![CDATA[ Yusuf has challenged himself to read 6 books in 2024. ]]> /user/show/6662170-yusuf-ks 11634 Create your own 2024 Reading Challenge » ]]> Review7382779831 Fri, 07 Mar 2025 00:59:47 -0800 <![CDATA[Yusuf added 'Jin dalam Al-Qur'an']]> /review/show/7382779831 Jin dalam Al-Qur'an by M. Quraish Shihab Yusuf gave 3 stars to Jin dalam Al-Qur'an (Paperback) by M. Quraish Shihab
bookshelves: aqidah
Pembahasan makhluk ghaib yang tidak terlihat adalah sesuatu yang menarik, karena membahas sesuatu yang tidak terlihat. Sebagaimana pembahasan Malaikat, pembahasan Jin yang dikupas oleh Quraish Shihab sangat menarik dan ilmiah, mengedepankan dalil Al-Qur'an, didukung dengan As-Sunnah, dan tidak menyampingkan akal.

Hal yang dibahas di buku ini meliputi makna Jin, wawasan Al-Qur'an tentang Jin, unsur kejadian, jenis, makanan, tempat dan waktu yang disukai Jin, apakah dapat dilihat dan dimanfaatkan, kemampuan Jin, dan juga tentang Jin Muslim serta tugas keagamaan Jin.

Banyak hal menarik dibahas di sini, di antaranya adalah tentang apakah kuman atau virus dan sejenisnya adalah Jin? Ada sebagian pendapat yang menyatakan bahwa Jin adalah ada namun bukan makhluk berakal dan menyatakannya sebagai kuman atau virus. Ini dipahami oleh para ulama terutama ulama kontemporer seperti Muhammad Abduh dan syaikh Muhammad Rasyid Ridha. Namun ini bukan berarti semua jin adalah virus atau kuman. Karena syaikh Muhammad Rasyid Ridha menjelaskan dalam tafsir Al-Manar bahwa Jin adalah makhluk hidup dan tersembunyi. (halaman 34).

Dalam suatu riwayat jin ada 3 macam:
1. yg memiliki sayap terbang di udara
2. yang berupa ular dan anjing
3. yg bermukim dan berpindah-pindah.

Quraish Shihab menjelaskan bisa jadi yang bermukim dan berpindah-pindah itu kuman atau virus, yang memiliki sayap bisa jadi makhluk angkasa luar, dan itu semua hanya sebagian jenis Jin yang diciptakan Allah SWT.

Membahas tentang pendapat kuman dan virus termasuk sebagian jenis Jin, saya jadi teringat tentang buku Wabah yang ditulis oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah yang menyebut bahwa wabah penyakit itu berasal dari Jin, waktu saya membacanya masih belum paham, namun sekarang saya bisa memahami alasan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah tersebut karena beliau memahami ada pendapat yang menyatakan kuman dan virus termasuk sebagian jenis Jin, sehingga sangat wajar jika wabah yang berasal dari kuman/virus merupakan ulah Jin (kuman/virus). Ini menandakan sangat alimnya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah, begitu juga Quraish Shihab yang merupakan ulama tafsir. Saya sangat bersyukur membaca buku ini sehingga mengetahui hal yang sebelumnya tidak saya ketahui. Insya Allah buku ini sangat bermanfaat untuk dibaca untuk semuanya. ]]>
Review7292359679 Wed, 05 Feb 2025 02:48:30 -0800 <![CDATA[Yusuf added 'Malaikat dalam Al-Qur'an']]> /review/show/7292359679 Malaikat dalam Al-Qur'an by M. Quraish Shihab Yusuf gave 3 stars to Malaikat dalam Al-Qur'an (Paperback) by M. Quraish Shihab
bookshelves: aqidah
Pembahasan makhluk ghaib yang tidak terlihat adalah sesuatu yang menarik, karena membahas sesuatu yang tidak terlihat. Bagi orang yang selalu berpikir rasional seperti di Barat, makhluk ghaib sulit diterima akal dan cenderung ditolak. Ketika Quraish Shihab diminta mengisi ceramah tentang makhluk ghaib oleh mahasiswa Indonesia yang kuliah di Barat, beliau berusaha membuat materi yang memadukan antara akal yang rasional dengan dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, walau pada akhirnya beliau memilih lebih mengutamakan pembahasan dari Al-Qur'an dan As-Sunnah saja, tanpa menyampingkan peran akal.

Allah SWT menciptakan berbagai makluk, sebagiannya dapat dilihat dan akal dapat berperan, namun sebagian lagi tersembunyi dan tidak dapat terlihat yang berada di luar kemampuan akal, atau tidak dimengerti akal. Allah SWT menguraikan tentang jin, setan, dan malaikat untuk menyadarkan bahwa banyak hal yang tidak kita ketahui.

Buku ini diawali dengan membahas kepercayaan tentang makhluk halus yang sudah ada sejak dari zaman dahulu bahkan sebelum manusia banyak mengenal agama-agama besar, dengan berbagai nama dan ceritanya.

Kemudian masuklah pembahasan inti tentang malaikat sebagaimana judul buku ini “Malaikat dalam Al-Qur'an”.

Malaikat adalah makhluk ghaib yang harus diyakini keberadaannya, bahkan percaya kepada Malaikat termasuk rukun iman. Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya. Dalam Islam yang dituntut dalam iman kepada malaikat minimal ada dua hal:
1. Percaya tentang wujud malaikat, bukan maya maupun ilusi
2. Percaya bahwa mereka hamba-hamba Allah yang selalu taat.

Quraish Shihab enggan membahas hakikat tentang malaikat karena tidak dibahas dalam Al-Qur'an, dan beliau juga enggan menguraikan hal yang berada di luar informasi Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan walaupun tidak diketahui hakikatnya, agama hanya menuntut potensi yang dianugerahkan Allah untuk tujuan percaya pada kalbu, Iman bukan pembenaran akal, melainkan pembenaran hati, sama halnya dengan cinta.

Pembenaran akal atau pengetahuan bukanlah syarat bagi lahir dan kuatnya iman. Banyak orang awwam yang imannya lebih kuat daripada mereka yang berpengetahuan. Iman sama dengan cinta. Orangtua yang memiliki cinta pasti tidak akan mau menukarkan anak kandungnya sendiri dengan anak orang lain meskipun anak orang lain lebih indah, lebih pintar, dan kelebihan lainnya. Ini karena yang berfungsi dalam cinta adalah kalbu, bukan akal.

Ketika agama menuntut iman terhadap hal-hal yang tidak dimengerti akal, pada hakikatnya hanya menempatkan sesuatu pada tempat yang wajar serta memfungsikan sesuatu itu sesuai dengan fungsi yang diembannya. Mengingkari karena tidak dimengerti akal berarti mengabaikan potensi kalbu yang dapat mengantarnya percaya dan beriman.

Berbagai info lain tentang malaikat berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah :
1. Jumlahnya sangat banyak dan tidak terhitung, Allah SWT yang lebih mengetahui jumlah pastinya.
2. Mampu berbentuk sebagai manusia ((( Adz-Dzariyat (51):27-28 )))
3. Tidak berjenis kelamin ((( As-Shaffat (37): 149-156 )))
4. Tidak jemu beribadah dan tidak letih ((( Al-Anbiya (21): 20 )))
5. Tidak melakukan dosa (((At-Tahrim(66): 6 )))

Quraish Shihab juga membahas tentang kegiatan malaikat yang berkaitan dengan manusia berdasarkan Al-Qur'an antara lain:
1. Menyampaikan wahyu : Jibril (((Asy-Syuare(26): 193 )))
2. Pencatat Amal Manusia : Raqib Atid (((Qaf (50): 16-18 )))
3. Pemeliharaan (((Al-An'am (6): 61 )))
4. Mengukuhkan manusia atas kebaikan
5. Beristighfar dan mendoakan manusia
6. Mencabut nyawa : Maut (((As-Sajadah(32): 11 )))
Malaikat maut ada banyak dan pemimpinnya ada satu yaitu yang dikenal dengan nama Izrail, meskipun nama ini tidak ditemukan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
7. Bertanya di Alam Kubur: Munkar Nakir.
Quraish Shihab tidak menjelaskan lebih detil dan rinci tentang Munkar Nakir, karena riwayat yang berkaitan dengannya diperselisihkan kevalidannya.

Dan masih ada yang lain yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Penjelasan Quraish Shihab mengenai malaikat ini bagus, mengutamakan dalil dan tidak menyampingkan akal. Dengan membaca buku ini semoga dapat lebih memahami makna keimanan serta memantapkannya dalam jiwa setiap Muslim. Yang masih ada keraguan, semoga Allah mengangkat keraguannya kemudian menjadi yakin dan mantap dalam beriman. ]]>
UserChallenge62214995 Wed, 05 Feb 2025 02:41:23 -0800 <![CDATA[ Yusuf has challenged himself to read 6 books in 2025. ]]> /user/show/6662170-yusuf-ks 11627 Create your own 2025 Reading Challenge » ]]> Review6606289348 Fri, 21 Jun 2024 20:25:25 -0700 <![CDATA[Yusuf added 'Pembaharuan pemikiran hisab di Indonesia: Studi atas pemikiran Saadoe'ddin Djambek']]> /review/show/6606289348 Pembaharuan pemikiran hisab di Indonesia by Susiknan Azhari Yusuf gave 3 stars to Pembaharuan pemikiran hisab di Indonesia: Studi atas pemikiran Saadoe'ddin Djambek (Paperback) by Susiknan Azhari
bookshelves: falak
Nama Saadoe'ddin Djambek memang tidak terlalu populer, nama yang mungkin asing bagi sebagian ummat Islam Indonesia. Beliau termasuk tokoh ahli ilmu falak Indonesia yang sebagian pemikirannya dijadikan landasan dan diterapkan di Indonesia. Bagi ahli falak Indonesia dan yang mempelajari ilmu falak, namanya sudah terkenal, bahkan mereka ini sudah mempelajari dan membahas pemikiran langsung dari karyanya. Bagi yang belum mengetahui banyak, buku seperti ini yang ditulis oleh Susiknan Azhari, adalah awal yang bagus yang membahas pemikiran Saadoe'ddin Djambek.

Pada awal pembahasan, penulis membahas tentang ilmu hisab secara umum sebagai pendahuluan, lalu membahas biografi singkat Saadoe'ddin Djambek, dan dilanjutkan dengan pemikirannya. Pemikirannya yang paling utama adalah mengenai arah kiblat, waktu shalat lima waktu, dan awal bulan Qamariyah. Pendapat dan pemikiran utamanya tersebut sampai sekarang dipakai dan diterapkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia seperti tentang kriteria waktu shalat.

Keilmuan dan kepakaran Saadoe'ddin Djambek bukan hanya diakui oleh Kemenag RI tapi juga ummat Islam Indonesia secara umum, termasuk dari NU dan Muhammadiyah. Bahkan Saadoe'ddin Djambek pernah menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran di Jakarta 1969-1973, dan menjadi Ketua Badan Hisab dan Rukyat RI.

Hal menarik lainnya, penulis buku ini menyatakan bahwa Saadoe'ddin Djambek berani melakukan improvisasi, inovasi, dan tidak terikat dengan satu paradigma, hal ini dibuktikan dengan saat Saadoe'ddin Djambek membahas konsep waktu Zhuhur terkesan sesuai dengan pendapat Imam Asy-Syafi'i, dan ketika membahas konsep waktu Ashar terkesan sesuai dengan pendapat Imam Abu Hanifah. Sikap seperti ini sayangnya kurang mendapat respon konstruktif di kalangan ahli hisab, sehingga meminimalkan munculnya teori baru, bahkan yang parah adanya sakralisasi terhadap pemikiran yang sudah ada. Seperti tentang jadwal shalat yang sudah ada, harus diterapkan secara ketat dan kaku. Penulis tidak berniat merusakan tatanan yang sudah ada, namun membuka ruang lama yang ditutup supaya lebih segar dan tidak pengap (hal 87).

Penulis menulis buku ini di tahun 2002, dan pada saat itu penulis mengajak para ahli hisab dan ilmu falak, jika ada sesuatu pada ilmu falak yang perlu direvisi karena ada temuan baru, maka harus mau dan berani merevisinya, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Saadoe'ddin Djambek. Pada tahun 2010, Majelis Tarjih PP Muhammadiyah mengamanatkan kepada tiga lembaga untuk melakukan kajian dan observasi fajar. Pada tahun 2020, setelah membahas hasil penelitian tersebut, Musyawarah Nasional Tarjih ke-31 memutuskan bahwa ketinggian matahari berada di -18 derajat sebagai kriteria awal waktu subuh di Indonesia. Inilah yang diharapkan Susiknan Azhari, mau membuka ruang lama yang ditutup supaya lebih segar dan tidak pengap. Walaupun Kementrian Agama RI dan NU tetap berpegang pada pendapat Saadoe'ddin Djambek yang menyatakan awal waktu Shubuh berada di -20 derajat. Hal ini memang masih terjadi perbedaan pendapat.

Lalu penulis juga menyarankan unifikasi kalender Islam Nasional (hal 105), yang pada saat sekarang (2024) penulis menyarankan unifikasi kalender Islam Internasional dan juga mempertimbangkan Kalender Islam Global.

Semoga pembaharuan pemikiran hisab bisa dapat terus berkelanjutan. ]]>
Review6584867605 Thu, 13 Jun 2024 19:22:50 -0700 <![CDATA[Yusuf added 'I Am Nujood, Age 10 and Divorced']]> /review/show/6584867605 I Am Nujood, Age 10 and Divorced by Nujood Ali Yusuf gave 3 stars to I Am Nujood, Age 10 and Divorced (Paperback) by Nujood Ali
bookshelves: biography
After reading this book, I know even more that in Yemen consuming khat is commonplace, and child marriage occurs everywhere. Both are not prohibited in Yemen and this is a very sad fact.

Including the story of 10 year old Nujood told here, she had to quit school (she couldn't even read and write perfectly) to marry a man three times her age. She even experienced physical violence by her husband :( And what made it even sadder was that when Nujood shared her complaints and wanted a divorce, her father and mother advised her to return to her husband's house.

Thanks to her father's second wife who advised her to go to court and give a little money to achieve her goal. Long story short, Nujood managed to arrive at the court and met several good people who wanted to help him sincerely. And in the end the divorce is granted by the judge's verdict.

Her dream is to become a lawyer, just like Shada Nasser who has sincerely helped her. When Nujood was given the choice of whether she wanted to continue her studies abroad or in Yemen, she chose to stay in Yemen. Because she was not ready to leave her family, especially her younger sister. She wanted to protect her younger sister, and prevent child marriage from happening to her younger sister.

A very sad story, but in the end in this book Nujood is happy and there is hope for things to be better. Hopefully you can become a lawyer, Nujood. Good luck!

But because this story happened in 2018 and now it's 2024, I want to know what happens to Nujood now?

According to :
1. She did not attend school regularly. In the end, her education was not advanced as originally planned.

“The problem with Nujood is she became so stubborn ... her sister went to school and she was absent from school. I would call and say, ‘Why are you not going to school?’ She would say, ‘Yes, yes, aunty.’ I would tell her, ‘You’re not going anywhere without education.’ I think the environment, her family and everything, it did not help much,” al-Salami told HuffPost.


2. In 2013 Her father had forced her out of their home, and has withheld most of the money paid by the publishers. Her father has also arranged a marriage for her younger sister, Haifa, with a much older man. He used the money earmarked for Nujood's education to buy two new wives for himself.

3. In 2014, she's 15 and married.

4. In 2015, she's 16, and unofficially changed her name from Nujood to Nojoom.

5. And based on Petra's review in 2020, she is now about 22 and has two little girls.

Actually, I'm disappointed why Nujood didn't take her education seriously so she couldn't become a lawyer according to his dreams. Shada Nasser's words once made perfect sense now:She had to leave Yemen, and ideally live somewhere away from her family. “Her family don’t help her. They only try to abuse her."

Maybe it would be better if Nujood chose to continue her education abroad and live abroad with her younger sister. But this has all happened and I have no right to judge Nujood. Nujood has her reasons. I can only hope that Nujood, her husband and two children will always be happy. And hopefully both her daughters will marry when they are adults. ]]>